nusakini.com - Kementerian Pertanian, melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong tumbuhnya Pengusaha Pertanian Milenial. Program aksi kementerian pertanian untuk penumbuhan Pengusaha Pertanian Milenial ini selalu didengung dengungkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Pertemuan Koordinasi Penumbuhkembangan Pengusaha Pertanian Milenial tanggal 6 - 8 Februari 2020 di Hotel Golden Palace, NTB yang diselenggarakan Puslatan ini diikuti oleh 10 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB dan Bali, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) NTB sebanyak 15 P4S, 5 P4S Bali, 30 orango petani milenial , widyaiswara, pejabat struktural dan fungsional limgkip puslatan, serta siswa SMKPP Negeri Mataram.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BPPSDMP, Dedy Nursamsi menyampaikan penumbuhan pengusaha pertanian milenial fokus pada produksi pertanian dengan produk kualitas tinggi dan mampu ekspor. Menurut Dedi, target kementerian pertanian bagi penumbuhan pengusaha milenial dalam lima tahun kedepan tumbuh sekitar 2,5 juta pengusaha petani milenial. "Itu targetnya sehingga setiap tahun tercipta sekitar 500 ribu Pengusaha Pertanian Milenial”. 

Nusa Tengara Barat (NTB) memiliki 3 komoditas unggulan yaitu tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. Sehingga kita semua berharap petani milenial terjun di tiga komoditas tersebut karena terjamin keuntungannya serta sudah terbukti bahwa ini adalah untung," terangnya.

Petani milenial harus terbuka dengan teknologi, karena pertanian sekarang membutuhkan sentuhan teknologi untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi. Hal ini paling mudah diterapkan pada petani milenial. "Sekarang era 4.0 adalah era anak muda atau petani milenial makanya startup - startup sekarang sudah berkembang cukup pesat. Ada aplikasi misalnya untuk menjual gabah dan dulu kita menjual gabah pakai telpon tapi sekarang menggunakan aplikasi secara on line," pungkasnya.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementan, Bustanul Arifin Caya menambahkan, kalangan generasi muda di NTB, harus mampu memanfaatkan potensi sektor pertanian di daerah, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor.

"Kalau sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, hortikultura dan peternakan dikelola dengan baik, mulai dari hulu sampai hilir, maka akan mampu memberikan keuntungan yang relatif bagus," ucap Bustanul. (Romi)